IKAUNPASBANDUNG. Powered by Blogger.
Tag:

Ajat, dari Unpas untuk Banjar


Menempuh pendidikan di Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Banjar, tidak menjadikan surutnya perjuangan seorang Ajat Sudrajat dalam meraih cita-citanya untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Ajat saat menempuh pendidikan SMA cukup beruntung dikarenakan tempat sekolahnya adalah satu-satunya SMA di Banjar yang pada waktu itu masuk ke wilayah Kabupaten Ciamis.
Laki-laki berkepala pelontos ini dilahirkan di Purwokerto. Hal itu bisa terjadi karena ayahnya saat itu sedang berdinas di Purwokerto. Ayahnya, Ahmad Argadireja, bekerja di PJKA (kereta api) dan ibunya, Siti Julaeha hanya beraktivitas sebagai ibu rumah tangga.
Tahun 1990, ia masuk ke Jurusan Teknik Industri Manajemen (sekarang Teknik Industri, TI) Unpas. Ia dapat menyelesaikan studinya tersebut selama lima tahun. Menurutnya, banyak sekali kenangan yang ia peroleh selama berkuliah. Salah satunya ketika terdapatnya kesalahpaham antara dia dan kakak tingkatnya. Pada waktu itu, kakak tingkat Ajat sempat menganggap bahwa Ajat sedang membuat perkumpulan tertentu. Anggapan pembentukan kelompok tersebut sempat memicu perselisihan antara Ajat dengan kakak tingkatnya. Namun, kesalahpaham tersebut akhirnya dapat diselesaikan setelah dijalin komunikasi yang intens.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa kuliah di Unpas sangat kekeluargaan sekali. Sebagai contoh, ia menyebut komunikasi antara dosen, pegawai TU, dan mahasiswa dapat berjalan dengan baik dan harmonis. Jadi, jangan heran, bila saat itu, mahasiswa yang mempunyai kendala SPP, tanpa malu dan sungkan, kerap “mencurhatkan” hal itu secara terbuka ke pegawai TU. Hal itu adalah bukti hubungan kekeluargaan yang ada di antara civitas TI Unpas.
Akan tetapi, menurutnya, terpisahnya tiap Fakultas di Unpas menjadi kekurangan Unpas pada saat itu. Contohnya, Fakultas Ekonomi dan Fakultas hukum di Tamansari, FISIP dan Fakultas Teknik di Lengkong, serta MKDU di jalan Kliningan, Buah Batu, Bandung. 
Lelaki yang kerap dipanggil Ajat Doglo menikah di usia muda. Namun, sayang pernikahannya tersebut tidak berlangsung lama. Kemudian, menjelang lulus pada tahun 1995, pihaknya menikah lagi dan dari pernikahan keduanya dikaruniai dua orang anak. Dua anaknya ini sekarang melaksanakan kuliah di Universitas Padjadaran. 
Awal karier ajak tidaklah gemilang. Setelah lulus, ia mencoba melamar ke berbagai posisi pekerjaan. Tetapi, karena nilai IPK yang ia miliki kecil, banyak perusahaan yang menolaknya. Tak kunjung menyerah, akhirny ia pun mendapatkan pekerjaan sebagai sales marketing. Meskipun bekerja sebagai sales marketing tidaklah mudah, lelaki yang berdarah Sunda ini, tetap bersemangat karena ingin membuat orang tuanya bahagia.
Setelah memutuskan berhenti dari sales marketing, Ajat sempat menjadi karyawan di dealer mobil, lalu berbisnis air mineral. Namun, melihat kesendirian Ibu yang sudah tua di Banjat, Ajat merasa iba dan memutuskan untuk pulang kembali ke Banjar. Ketika di Banjar ini, ia mengembangkan sebuah kafe, meskipun pada akhirnya berhenti karena pemilik lahan tidak ingin melajutkan konsep kafe tersebut.
Selanjutnya, setelah melihat sejumla event motorcross di Banjar, Ajat terjun ke dunia event organizer (EO). Awalnya, ia hanya penonton yang melihat dan mengamati bagaimana mengelola sebuah kegiatan. Namun, dari situlah, ia belajar bagaimana merencanakan dan melaksanakan sebuah event. Helmi Sungkar, EO Nasional, adalah salah seorang yang menginspirasi dan sosok yang memberikannya pengetauan tentang EO.
Sesudah itu, melihat potensi penyelenggaraan kegiatan otomotif di Banjar, Ajat mendirikan Ikatan Motor Banjar (IMB). Dari payung organisasi inilah, ia mampu merangkul kalangan otomotif Banjar sekaligus menyelanggrakan sejumlah kegiatan otomotif. Melihat potensi lain, ia pun menyelenggarakan sejumlah kegiatan di bidang, seperti musik dan olahraga. Mendapati keberhasilan sebagai EO, ia terus menjadi EO sampai sekarang.
Pada tahun 2002, ada keinginan masyarakat untuk menjadikan Banjar sebagai Kota. Maka, ketika dibentuk Forum Peningkatan Kota Banjar, ia didaulat sebagai Sekjen. Perjuangan tersebut dimulai dari proses sosialisasi ke masyarakat, lobi ke DPRD Ciamis, DPRD Jawa Barat, DPR RI, dan terakhirnya Departemen dalam Negeri. Akhirnya, 21 Februari 2003, Kota Banjar terbentuk dan terpisah dari Kabupaten Ciamis. 
Setelah itu, ia didaulat menjadi Ketua Panitia Keanggotaan Kota Banjar. Dalam kapasitasnya tersebut, ia ditugasi untuk membentuk DPRD Kota Banjar. Tugas tersebut dapat ia selesaikan di tahun 2004. Kemudian, dalam Pemilihan Walikota Banjar tahun 2004, ia juga dipercaya menjadi Ketua Panita Pengawas Pemilu.
Setelah Pemilu tersebut, Pemerintahan Banjar mengembani Ajat untuk menduduki jabatan di Badan Pengawas PDAM Kota banjar. Melihat kontribusnya yang banyak untuk Banjar, Ajat sempat ditawari untuk menjadi PNS atau kontraktor di Banjar. Namun, ia menolaknya. Hanya saja, tawaran untuk berkecimpung di dunia politik ia terima dan partai Golkarlah yang ia pilih sebagai kendaran politik. Pilihan tersebut ternyata berbuah manis karena dalam dua kali periode pemilihan DPRD, ia terpilih sebagai anggora legislatif Kota Banjar. 
Kegemilangan di dunia politik ini, membawa ia dipercaya menjadi Ketua Fraksi Golkar dan menduduki komisi 3, membawahi Pembangunan, Ciptakarya. PU, Bappeda, Pendidikan, dan Sosial. Selain jabatan tersebut, ia juga menduduki jabatan di Banggar Kota Banjar.
Pesan untuk Wisudawan dan IKA
Menanggapi gelaran wisuda akbar Unpas, Ajat berpesan agar alumni dapat menggali potensi diri mereka dan peka akan hal apa yang sedang dibutuhkan masyarakat. Selain itu, kreativitas dan motivasi tinggi pun harus juga dimiliki. Hal itu disebabkan ilmu yang didapat di kampus, tidak akan cukup, dan hal yang bisa membuatnya cukup adalah kreativitas dan motivasi.
Sebagai lulusan Unpas, Ajat pun sangat senang bila saja ada alumni Unpas yang ingin berkiprah di Banjar. Entah dari lulusan fakultas apa atau jurusan apa, ia mengatakan akan memberikan dukungan untuk mempermudah kiprah mereka di Banjar, asalkan kiprah tersebut demi kemajuan Banjar.
Lalu, untuk IKA sendiri, Ajat berharap dampak dari IKA ini tidaknya dirasakan oleh elit, tetapi mampu dalam mengakomodir tingkat bawah atau kepada puluhan ribu alumni Unpas yang tersebar di Indonesia. Selain itu, organisasi IKA Unpas ini, akan berdampak terhadap ikatan atau emosional yang kuat.

dedenfirmansoemantri@gmail.com Silahkan untuk Memberi komentar

About Unknown

Hallo, Nama Saya Deden Firman Fauzi. saya pengelola website ini,semoga informasi di website ini berguna dan apabila memiliki kritikan dan saran silahkan email ke dedenfirmansoemantri@gmail.com dan WA/LINE 082118778437.

0 komentar:

Post a Comment