IKAUNPASBANDUNG. Powered by Blogger.
Tag:

cerdas berakhlak


KAMPUS, ALUMNI DAN DUNIA KERJA
Bagi perguruan tinggi, menghasilkan lulusan berkualitas adalah prestasi. Maka, persaingan ketat pun terjadi. Beginilah mereka berlomba-lomba menghasilkan lulusan yang jadi rebutan di dunia kerja atau yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

Menciptakan sistem pendidikan tinggi yang bermutu dan mampu melahirkan SDM berkualitas yang siap terjun ke dunia kerja sebenarnya telah lama menjadi bagian dari visi dan misi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Dengan semakin bermutunya lulusan perguruan tinggi, tentunya diharapkan tingkat pengangguran semakin berkurang.
Berdasarkan informasi dari Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2014 lalu tercatat sebesar 5,70 persen atau sekitar 7,15 juta orang,dan dalam beberapa pemberitaan yang diterbitkan tahun lalu disebutkan bahwa berdasarkan data BPS, pada Agustus 2013, angka pengangguran intelektual mencapai 850.589 dari total 7,39 juta penganggur.
Meski persentase pengangguran terbuka di tahun 2014 ini menurun, lulusan perguruan tinggi yang menganggur masih tergolong banyak dan dikarenakan Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi mendefinisikan tenaga kerja intelektual adalah lulusan diploma dan universitas.tentunya akan menjadi beban tersendiri bagi perguruan tinggi dalam peningkatan kualitas lulusan.
Saat ini fenomena umum yang sering terjadi di Indonesia, yang merupakan kendala besar yang harus dihadapi, adalah terjadinya ketidaksesuaian kompetensi antara kebutuhan dunia kerja dengan background atau keahlian SDM. Salah satu potret riil permasalahan ini
diantaranya adalah banyaknya pencari kerja yang mengajukan lamaran dengan persyaratan akademik telah memenuhi kriteria standar namun setelah memasuki dunia kerja ternyata mereka tidak memahami dan memiliki kecakapan dalam bidang pekerjaannya. Kendala lainnya adalah rendahnya kemampuan soft-skills yang dimiliki oleh para lulusan. Saat ini tidak hanya kemampuan hard-skills yang dibutuhkan oleh dunia kerja tetapi juga soft-skills. Faktor yang memberikan keberhasilan dalam dunia kerja adalah soft-skills (40%), networking (30%), hardskills (20%), dan financial (10%) (Dekdiknas, 2007).
Hasil penelitian di negara maju menunjukkan bahwa inisiatif, etika/integritas, berfikir kritis, kemauan belajar, komitmen, motivasi, semangat, dapat diandalkan, kemampuan komunikasi lisan, dan kreatif merupakan 10 attributes soft-skills yang dominan diperlukan oleh dunia kerja.
Ricky faerus Salah satu Alumni UNPAS angkatan 1991 bercerita tentang peran Universitas Pasundan dalam menunjang karirnya saat ini sebagai Direktur PT.sinarmas, “saya saat kuliah senang sekali belajar statistik,dan sangat berguna bagi saya dan terus dipakai sampai saat ini”
Beliau menambahkan “Dunia Kerja itu adalah praktek dari semua ilmu yang kita pelajari di kampus,dengan kata lain yang kita pelajari itu adalah dasarnya, dan pada saat bekerja kita harus mampu mengembangkan dasar-dasar tadi yang di dapatkan selama duduk di bangku perkuliahan”
Berbeda dengan Ricky Faerus (FE UNPAS ’91), ada juga Salman Fahri alumni terbaik fakultas hukum unpas angkatan 2007 yang mendedikasikan diri untuk mengejar cita-cita semasa SMA nya untuk menjadi seorang penghusaha di bidang kuliner “Pendidikan itu tidak semata-mata untuk titel saja, tetapi sebagai sarana menambah wawasan kita”.
Menurut Salman Fahri (FH UNPAS ’07) pada dasarnya ilmu yang di dapat itu berawal dari dunia kampus, tetapi penerapan di dunia nyata ternyata lebih kompleks, contohnya kalau di kampus kita aktif di organisasi kemahasisswaan, maka ketika terjun di dunia pekerjaan semua itu terpakai hanya saja dengan sektoral yang berbeda dengan lebih fokusnya ke arah tertentu.
Bagi Salman harusnya alumni ikut berkontribusi terhadap universitas dalam memberi arahan kepada para mahasiswa yang akan lulus, tentang bagaimana nanti dunia kerja pasca wisuda, dengan begitu kita bisa share pengalaman kita supaya mahasiswa yang akan lulus tidak terlalu meraba-raba realita kehidupan di dunia kerja yang sesungguhnya.
Meskipun sama dengan Salman, Ricky faerus berharap Unpas bisa banyak menyelenggarakan kuliah-kuliah umum yang mendatangkan alumni sebagai pembicara, sehingga selain materi khusus tentang tema yang di angkat, kita bisa menjalin komunikasi dengan para mahasiswa, untuk sharing atau bahkan menambah jaringan bisnis.
Terakhir Salman mengungkapkan jaga terus almamater karena jika kalian lulus dan berpisah satu sama lain, hanya almamater yang menyatukan kalian,selama kalian jaga komunikasi kalian, insyaallah rezeki akan ada, juga jangan takut jika pekerjaan kalian tidak sesuai dengan disiplin ilmu yang kalian ambil,karena ilmu tidak akan hilang meskipun bekerja dalam bidang yang berbeda.
Ricky menambahkan “jangan takut untuk bersaing hanya karena lulusan universitas swasta,saat ini universitas swasta bisa menyamai universitas negeri, bahkan dunia selama mutu pendidikannya selalu ditingkatkan,buktinya beberapa orang di kantor saya 4 orang dewan direksi 2 orangnya merupakan lulusan luar negeri, “kuncinya kuatkan mental, hargai waktu dan jujur” maka insyaallah dengan di tambah wawasan yang tinggi sukses tidaklah sulit”
Secara lengkap di uraikan di rubrik alumni berprestasi


About Unknown

Hallo, Nama Saya Deden Firman Fauzi. saya pengelola website ini,semoga informasi di website ini berguna dan apabila memiliki kritikan dan saran silahkan email ke dedenfirmansoemantri@gmail.com dan WA/LINE 082118778437.

0 komentar:

Post a Comment